Banyak
yang mengeritik DPR karena sebagian anggotanya dinilai ingkar. Ingkar hadir
pada rapat paripurna, ingkar tugas dan tanggung jawabnya, ingkar janjinya
ketika kampanye, ingkar keluhuran jabatan ke-DPR-an, dan banyak lagi. Para
pengeritik berpikir bahwa orang yang sudah menjadi DPR serta merta bisa tampil baik
seperti sering diteriakkan saat kampanye. Atau setidaknya seperti yang dideskripsikan
dalam UU.
Tampaknya
tidak disadari atau memang sengaja tidak mau disadari bahwa anggota DPR adalah
manusia. Sebelum dan sesudah menjadi anggota DPR, mereka masih tetap sebagai
manusia. Lahir-batinnya masih sama. Diri, sifat, naluri alami manusianya,
ambisi-ambisi serta “mimpi-mimpinya” tentang apa saja masih sama. Kalaupun ada
yang berbeda, maka perbedaan itu lebih bersifat artifisial, cover depannya
saja.
Dari
dulu orang sudah tahu, bahwa pohon kelapa